Post pandemic adalah era baru yang kita kenal dengan era digitalisasi. Era ini memiliki potensi pasar yang besar. Para pemuda sebagai pemimpin masa depan perlu menyiapkan diri dan banyak belajar dari situasi COVID-19.
Dalam pandangannya Pandangan ini dijelaskan DR. Denny Tewu, SE.,MM. Wakil Rektor 2 Universitas Kristen Indonesia (UKI), ini sudah era digital, untuk itu semua pihak harus sudah menjadi bagian daripada era TUNA ini Turbulency, Uncertenty, Novel dan Ambigous.
“Mereka yang tidak siap akan terlindas oleh perubahan yang begitu cepat terjadi disekitar kita. Bayangkan saja, kalau kita sendirian di rumah kelaparan dan tidak tau caranya pesan makanan pake smart phone, atau mau keluar tidak ada kendaraan pribadi, dan tidak paham bagaimana memanfaatkan smartphone kita, bisa-bisa kita menderita karena kelambanan kita belajar pada hal-hal baru yang terus berubah disekitar kita.
Jadi kondisi ini akan menjadi peluang bagi yang kreatif dan mau belajar, sementara akan menjadi bencana bagi mereka yang tidak mau move on dengan belajar memaksimalkan smart phonenya,” urai DR. Denny Tewu S. E, M.M, Pada Rabu, (13/10/2021).
Pertumbuhan ekonomi akan sangat tergantung kepada pengendalian pandemi, respons kebijakan yang tepat, termasuk kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, untuk memastikan proses pemulihan yang lebih kuat.
Penciptaan lapangan kerja juga terus didorong pemerintah untuk mengurangi kemiskinan dan menyangga terkait dengan mereka yang terdampak oleh PHK.
Menurut Denny, disaat situasi yang tidak menentu ini, tentunya pemerintah harus terus melihat skala prioritas kebutuhan masyarakat khususnya mempersiapkan infrastruktur internet yang lebih intens hingga ke pelosok tanah air, karena inilah cara terbaik untuk masyarakat dapat berinteraksi dalam berbagai kebutuhan, sehingga secara multiplier effect akan mempengaruhi semua aktivitas masyarakat yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, pintanya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa era ekonomi digital membuka peluang penumbuhan wirausaha baru bidang industri, di mana hal ini merupakan salah satu implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, baik itu melalui pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) maupun mendorong tumbuhnya Sumber Daya Manusia (SDM) terampil, kata Denny Tewu.
Semua itu akan berjalan baik kalau didukung dengan berbagai kemudahan masyarakat mendapatkan akses atas berbagai informasi yang dibutuhkan melalui internetisasi.
Saat ini semua membutuhkan hal tersebut, termasuk bidang pendidikan, kita melihat masih banyak cerita- cerita lucu beredar bagaimana seorang wisudawan harus naik ke atas pohon untuk mendapatkan signal mengikuti acara wisudanya secara online. “Pemerintah perlu serius kalau mau percepatan pertumbuhan ekonomi terjadi,” tungkasnya.
“Era ekonomi digital ini memberikan peluang tak terbatas bagi para entrepreneur. Kalau berdasarkan pengalaman di era revolusi industri ketiga, yang menjadi entrepreneur itu hanya mereka yang usianya sudah 39 tahun ke atas. Tetapi dengan ekonomi digital, yang sudah menjadi entrepreneur, usianya bisa lebih muda lagi sekitar 20 tahun.”
Untuk menumbuhkan usaha rintisan baru serta memacu pembangunan industri digital di Tanah Air, pemerintah mendukung program Apple Developer Academy yang telah meluluskan 166 wisudawan.
Mereka merupakan mahasiswa yang mengikuti program pengembangan aplikasi berbasis sistem operasi iOS selama satu tahun, dan telah menghasilkan program yang sudah bisa dilihat di App Store.

Bagi Denny Tewu, Saat ini kita seperti ambigu / bingung melihat situasi yang dimasa lalu tidak pernah terpikirkan namun saat ini bisa terjadi, perubahan- perubahan yang terjadi disekitar kita ibarat turbulency/angin puting beliung / abrakadarba tau- tau kita menghilang ditelan jaman, atau kita bisa tetap eksis dengan segala fasilitas yg ada di smart phone kita.
“Anak-anak kita sejak kecil sudah terbiasa dengan berbagai jenis gadged khususnya Smartphone, jadi tidak heran kalau mereka bisa menjadi entrepreneur diusia yang sangat mudah, karena semua peluang ada disitu, tinggal bagaimana diarahkan dan dipersiapkan mentalnya agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya, dengan karakter Kebangsaan / Pancasilais,” pungkasnya. (lian).