Jakarta – rakyatbicara.co.id – Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia yang terus membaik serta penanganan penyebaran pandemi Covid 19 telah meningkatkan kepercayaan investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia ke depan. kata Wimboh dalam acara Capital Market Day di London, Inggris, Jumat.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif 7,07 persen (yoy) pada triwulan II 2021 dan Pemerintah memperkirakan hingga akhir tahun pertumbuhan mencapai 3,7 – 4,5 persen. Kata DR. Denny Tewu, SE., MM, hal tersebut sah-sah saja karena melihat kecenderungan IHSG memiliki trend cukup baik diakhir tahun 2021 ini, walaupun dengan volatility yang cukup tajam karena berbagai issue baik nasional maupun internasional, namun terlihat jelas ada kecenderungan perbaikan dari waktu ke waktu, bahkan diharapkan bisa menembus angka tertinggi sepanjang masa, kata Wakil Rektor 2 Universitas Kristen Indonesia (UKI) menerangkan Selasa (2/11/2021).
Pertumbuhan ekonomi nasional pada 2Q2021 tercatat sebesar 7,07% (yoy), membaik dari kinerja pada 1Q2021 yang mengalami kontraksi sebesar 0,71% (yoy). Peningkatan permintaan domestik yang cukup signifikan menjadi sumber utama perbaikan kinerja PDB dengan seluruh komponen sisi permintaan menunjukkan pertumbuhan yang solid, terutama komponen konsumsi rumah tangga dan pemerintah.
Menurut Denny, kondisi ini sesuai data-data yang terlihat dari berbagai Lapangan Usaha (LU) tentu harus dipertahankan bahkan ditingkatkan, suatu berita gembira bahwa daerah juga telah memberikan kontribusi yang baik dalam pertumbuhan ekonomi yang tinggi, khususnya daerah tertinggi dari Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua), beserta Jawa dan Kalimantan, ungkapnya.
Kepercayaan investor terhadap pasar modal dan perekonomian Indonesia juga terlihat dari nilai penghimpunan dana yang hingga 26 Oktober 2021 mencapai Rp273,9 triliun dan 40 emiten baru yang telah melakukan penawaran umum. Jumlah ini melampaui perolehan di tahun 2020 sebesar Rp118,7 triliun.
Selain itu, pasar modal juga mencatat lonjakan pertumbuhan investor pasar modal terutama dari kalangan milenial. Hingga 21 September 2021 tercatat investor di pasar modal Indonesia sebanyak 6,4 juta orang atau tumbuh 100,51 persen (yoy).
Bagi Denny Tewu, dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang ikut terlibat sebagai investor di pasar modal, tentu akan semakin baik, apalagi kelompok masyarakat milenial yang terus bertambah secara significant, harapan tentu bukan hanya secara jumlah orang tetapi juga jumlah investasinya, agar supaya kedepan kita tidak harus tergantung terus kepada investor asing, yang meraup keuntungan besar dalam pasar modal di Indonesia, dengan pajak yang sangat rendah, ucap Denny Tewu.
Mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengoptimalkan peran pasar modal, antara lain melalui dukungan penyusunan kebijakan yang akomodatif bagi start-up dan perusahaan teknologi berskala unicorn untuk melakukan IPO di bursa, pembentukan Securities Crowdfunding (SCF) untuk UMKM, menerbitkan kerangka regulasi untuk Bank Digital, memperbarui pengaturan peer to peer lending dan meninjau pengaturan insurtech. Selain itu juga terus membuka akses pasar modal bagi UMKM yang banyak menyerap tenaga kerja serta berorientasi ekspor dan ramah lingkungan sehingga dapat mempercepat pemulihan ekonomi. Kata DR. Denny Tewu, SE., MM, sosialisasi pasar modal ini kepada para start up maupun perusahaan teknologi berskala unicorn, harus terus di galakkan, karena sayangnya mereka para unicorn terburu-buru menjual sahamnya kepada investor asing tanpa melalui pasar modal, hal ini tentu sangat disayangkan.
“Untuk itulah akses pasar modal harus terus disosialisasikan secara gencar dan terbuka bagi berbagai lapangan usaha yang sedang berkembang termasuk UMKM, dan perusahaan-perusahaan daerah,” pungkas Wakil Rektor 2 Universitas Kristen Indonesia (UKI), (Parulian)