Jakarta, rakyatbicara.co.id – Cafe Remang-Remang masih menjadi masalah yang terus berlanjut di wilayah Sajem dan kojem Rawah Malang, tepatnya di Jalan Kali Cakung Drainase, Cilincing, Jakarta Utara.
Dalam pantauan di lokasi, masih terdapat belasan kafe Remang-Remang yang berdiri di sepanjang Jalan Kali Cakung Drainase, Cilincing. Sebagian besar bangunan ini melanggar aturan pendirian bangunan dengan berdiri di bantaran kali. “Di cafe-cafe ini, masih ada praktik prostitusi. Di malam hari, banyak perempuan yang mangkal di sini,” ungkap Bu Yuni, pemilik warung yang berada di lokasi tersebut, Rabu (5/7/2023).
Bu Yuni menyatakan bahwa ia tidak bisa mengingat sejak kapan cafe Remang-Remang di daerah tersebut berdiri, karena menurutnya hal itu sudah berlangsung sejak lama.
Namun demikian, ia menjelaskan bahwa kafe Remang-Remang tersebut tidak menyediakan ruangan khusus untuk praktik prostitusi. Tempat ini hanya menjadi tempat bagi pelanggan untuk mencari wanita malam yang kemudian dibawa ke losmen atau penginapan di tempat lain.
Safitri, seorang warga Jakarta Utara, juga mengungkapkan hal serupa. Ia mengatakan bahwa terdapat banyak pekerja seks komersial (PSK) yang sering mangkal di kawasan Sajem kojem Rawah Malang Cilincing. “Iya, banyak perempuan malam yang sering mangkal di kawasan Kali Cakung Drainase Rawah Malang,” tuturnya.
Selain cafe Remang-Remang, sepanjang Jalan Kali Cakung Drainase di Cilincing juga digunakan sebagai tempat pengumpulan sampah plastik dan pembuatan arang batok kelapa.
Kombinasi dari berbagai kegiatan ini membuat Jalan Kali Cakung Drainase, yang sebenarnya merupakan jalan alternatif menuju Cilincing, menjadi kumuh dan tidak enak dipandang.
Banyak bangunan yang berdiri di sepanjang bantaran kali tersebut jelas melanggar aturan. Seharusnya, bantaran kali tidak boleh digunakan untuk membangun kafe Remang-Remang karena dapat mengganggu aliran air di kali.
Pembiaran Cafe Remang-Remang Sajem Komjen Rawah Malang di Cilincing Jakut
